SUARAKERATON.ID- Festival Budaya “Lipu Celebes 2024” yang digelar di RTH Teluk Lalong Kabupaten Banggai (Luwuk), Sulawesi Tengah menjadi ajang unjuk kebolehan seni dan budaya.
Salah satu yang menarik perhatian adalah penampilan memukau sanggar seni Sawerigading pau Lala Bangkurung dengan tarian tradisional khas Banggai Laut yang berhasil mencuri perhatian ribuan pengunjung.
Sorak sorai ribuan penonton menggema di arena Festival Budaya “Lipu Celebes 2024” pada Sabtu 14 Desember 2024 malam.
Dengan gemilang, mereka menyuguhkan tarian tradisional khas Banggai Laut yaitu Tarian Balatindak, Tarian Osulen, Kontao, Tarian Ridan, Tarian Toluni, Tarian Laasia dan Tarian Lambutati.
Tarian tradisional tesebut berhasil memikat hati para penonton sekaligus membuktikan bahwa seni budaya lokal masih hidup dan relevan di tengah arus modernisasi.
Gerakan dinamis para penari berpadu dengan alunan musik tradisional, tidak hanya menciptakan perpaduan sempurna antara seni gerak dan nada tetapi juga membawa pesan budaya yang kuat.
Ribuan pasang mata yang hadir terpukau, sementara sebagian penonton tak ragu mengabadikan momen tersebut melalui kamera ponsel.
Mengenal Tarian tradisional khas Banggai Laut, Balatindak, Osulen, Kontao, Ridan, Toluni, Laasia Lambutati.
1. Tarian Balatindak
Tarian Balatindak arti kata tarian perang, yaitu tarian yang di lakukan untuk melakukan pertahanan diri dari musuh dengan menggunakan perisai dan pedang. Tarian ini di lakukan 2 orang pria dewasa.
2. Tarian osulen
Tarian osulen berasal dari bahasa Banggai yang berarti berdiri dan bergerak. Yaitu tarian yang dilakukan berpasangan antara pria dan wanita secara bersama-sama. Gerakan dinamis yang di lakukan para penari, berputar sambil mengelilingi suatu titik yang bermakna pada kebersamaan dan persaudaraan
3. Kontau
Kontau arti kata bela diri, yaitu pertahanan diri atau keterampilan untuk melawan pukulan musuh dengan menggunakan keterampilan tendangan kaki, dan pukulan tangkisan tangan kosong. Tarian ini di lakukan 2 orang pria dewasa tanpa menggunakan senjata tajam. Mereka hanya menggunakan tangan kosong.
4. Tarian Ridan arti kata adalah kekharibaan: Yaitu tarian yang mengandung makna kerendahan hati atau kasih sayang yang sangat mendalam kepada orang-orang yang kita sayangi, seperti kepada kepada orang tua, saudara dan kerabat terdekat. Tarian ini dibawakan oleh gadis-gadis belia
Tarian Toluni arti kata membersihkan, dengan metode mencabut, yaitu tarian yang mengandung makna pelestarian alam atau bisa di artikan menggali tanaman umbi-umbian dan sayur- sayuran.
Tarian Laasia arti kata rahasia, tarian yang di laksanakan beberapa orang laki-laki dan perempuan secara berpasangan, yang mengandung makna rahasia dalam membentuk keturunan.
5. Tarian Lambutati arti kata tarian tombak, yaitu tarian yang di lakukan untuk menakut-nakuti musuh, atau tarian kemenangan dalam perang. Tarian ini dilakukan oleh seorang pria dewasa.
Rangkaian Kegiatan Festival Budaya “Lipu Celebes 2024” yang digelar di RTH Teluk Lalong Kabupaten Banggai (Luwuk) Sulawesi Tengah dirangkaikan dengan kongres Nasional Samma Bajau, Ekspedisi Perahu Sandeq, Pameran Etnografi Banggai, Gelaran Budaya Wallacea, dan Pasar Pesisir Lalong sekaligus menjadi panggung megah bagi sanggar seni Sawerigading Dusun Lala, Bangkurung, Banggai Laut.
Acara yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai menjadi satu momen paling berkesan dalam unjuk kreativitas dalam pelestarian budaya.
Untuk diketahui, Sanggar seni Sawerigading pau Lala Bangkurung didirikan pada tanggal 14 Mei 2021, nama sawerigading diambil dalam sejarah perjuangan Bangkurung dengan asal muasal terbentuknya ruh pendidikan yakni pada tanggal 02 Februari tahun 1957 di tanah Bangkurung, desa lantibung dusun lala.
Penampilan Sanggar seni Sawerigading di Festival Budaya “Lipu Celebes 2024” di Kabupaten Banggai (Luwuk) menjadi awal memperkenalkan tarian tradisional Banggai Laut di Panggung dunia.***