Advertising
Example 300x600
Example 325x70 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350
BeritaInternasionalNasional

Sri Mulyani : Situasi Ekonomi Global Inggris dan Jerman Terancam Resesi

72
×

Sri Mulyani : Situasi Ekonomi Global Inggris dan Jerman Terancam Resesi

Sebarkan artikel ini
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Menyebut situasi ekonomi global dipenuhi ketidak pastian (Foto : Istimewa)

SUARAKERATON.ID-Pemerintah meyebut, situasi ekonomi global menjelang akhir 2023 semakin dipenuhi ketidak pastian, bahkan diprediksi Inggris dan Jerman terancam mengalami resesi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ekonomi dunia masih dibayangi ketidak pastian yang tinggi, sejalan dengan negara maju yang mengalami tekanan.

“Ekonomi Eropa masih dibayangi perang Ukraina dan inflasi tinggi, ini menyebabkan dampak kenaikan suku bunga tinggi, kondisi ini menyebabkan negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Inggris, terancam resesi,” katanya saat konferensi pers APBN KITA, Jumat (24/11/2023) kemarin.

Sri Mulyani menyebutkan suku bunga yang tinggi juga terjadi di Amerika Serikat. Tingginya suku bunga di negara tersebut menyebabkan biaya pinjaman naik dan menekan banyak negara termasuk China dan Eropa yang konidisi ekonominya sedang tidak baik-baik saja.

Menurutnya, suku bunga moneter yang tinggi di negara maju, terutama Amerika Serikat, menyebabkan biaya pinjaman melesat dan menekan banyak negara.

“Suku bunga yang tinggi menciptakan higher Cost of fund suku bunga yang Higher for longer sebabkan tingginya Cost of fund biaya pinjaman dari seluruh negara,” ucapnya.

Disisi lain, dampak hasil US Treasury atau Obligasi Amerika Serikat juga mengalami dinamika yang sangat tinggi. Bahkan pada Oktober lalu US Treasury mencapai 5 %.

“Ini pertama kali sejak 2007, situasi ini menyebabkan terjadinya capital outflow belbagai negara, Indeks dolar menguat menimbulkan implikasi ekonomi keseluruh dunia,” ucapnya.

Sementara itu, kondisi ekonomi China masih melemah, pelemahan China ini di proyeksi bersifat jangka panjang karena menyangkut faktor struktural.

“Masalah aging sektor properti pinjaman dari Pemerintah Daerah di RRT yang menyebabkan beban cukup tinggi sehingga pemulihan ekonomi tidak berjalan dengan cukup baik,” tuturnya.***

Baca Juga :   Ketua KPK Firli Bahuri Ditetapkan sebagai Tersangka