Advertising
Example 300x600
Example 325x70 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350 Example 160x350
Opini

Batu Gamping dan Catatan Akademisi

529
×

Batu Gamping dan Catatan Akademisi

Sebarkan artikel ini
Abdul Haq, S.IP., M.IP Akademisi Universitas Muhammadiyah Luwuk

Oleh : Abdul Haq,S.IP., M.IP (Pengamat Desa dan Akademisi Universitas Muhammadiyah Luwuk)

 

GONJANG-GANJING penambangan batu gamping di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) memantik sejumlah kalangan untuk memberikan komentar, tak pelak sebagai seorang akademisi, saya pun ikut nimbrung dan tertarik melakukan kajian, ada beberapa hal yang menjadi catatan penting yang saya tulis berikut ini :

1. Infrastruktur

Infrastruktur pastikan investasi dalam infrastruktur seperti jalan, transportasi, dan energi yang mendukung kegiatan pertambangan gamping. Ini akan mempermudah distribusi hasil tambang dan mendukung operasional perusahaan.

2. Suprastruktur

Perusahaan perlu berkontribusi pada pengembangan suprastruktur, seperti pendidikan dan layanan kesehatan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

3. Kemiskinan

Pertimbangkan dampak langsung dan tidak langsung pertambangan terhadap tingkat kemiskinan di sekitar area operasional. Upaya harus dilakukan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

4. Pendapatan Daerah

Perusahaan harus berperan dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui pembayaran pajak dan royalti yang adil. Pemberdayaan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja juga dapat membantu meningkatkan pendapatan daerah.

Secara keseluruhan, integrasi antara pengembangan infrastruktur, dukungan pada suprastruktur sosial, mitigasi kemiskinan, dan kontribusi positif terhadap pendapatan daerah menjadi kunci dalam menjalankan operasi pertambangan gamping dengan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

– Pengumpulan Data: Melibatkan pengumpulan data menyeluruh tentang lingkungan di sekitar area pertambangan gamping, mencakup tanah, air, flora, fauna, dan kualitas udara.

– Identifikasi Dampak: AMDAL harus mengidentifikasi dampak-dampak potensial yang mungkin timbul selama semua tahap kegiatan pertambangan, termasuk eksplorasi, pengeboran, ekstraksi, dan pengolahan gamping.

– Penilaian Dampak: Evaluasi dampak tersebut harus dilakukan terhadap bermacam aspek, seperti dampak terhadap ekosistem, kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga :   Dua Partai Menuju Final B1KWK, Enam Partai Masih Berproses

– Perencanaan Mitigasi: AMDAL harus menyediakan rencana konkret untuk mengurangi atau menghindari dampak-dampak negatif yang diidentifikasi. Ini dapat mencakup teknologi ramah lingkungan, pengelolaan limbah, dan praktik reklamasi lahan.

– Konsultasi Publik: Proses AMDAL harus melibatkan partisipasi masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendapatkan masukan dan mendiskusikan potensi dampak serta solusi mitigasi.

– Pemantauan dan Pelaporan: Setelah implementasi, AMDAL harus mencakup sistem pemantauan yang terus-menerus untuk memastikan dampak lingkungan terkendali. Laporan berkala harus disampaikan kepada otoritas dan masyarakat.

– Pertanggungjawaban: Perusahaan harus bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan AMDAL dan memastikan kepatuhan terhadap rencana mitigasi serta memperbaiki segala ketidaksesuaian yang mungkin muncul selama operasi.

Dengan menerapkan AMDAL secara komprehensif, perusahaan dapat mengelola dampak lingkungan pertambangan gamping dengan lebih efektif, menjaga keberlanjutan ekosistem, dan meminimalkan risiko terhadap kesehatan manusia serta lingkungan sekitarnya.

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengembangan Komunitas

– CSR (Corporate Social Responsibility):

– Program Kesejahteraan Masyarakat: Perusahaan pertambangan gamping dapat melibatkan diri dalam program CSR yang fokus pada kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
– Lingkungan Hidup: Investasi dalam inisiatif lingkungan, seperti penanaman pohon, program daur ulang, dan pengelolaan limbah, dapat menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

– Pengembangan Komunitas ( comdev)

– Pendidikan dan Pelatihan:Mendukung pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat, membantu mereka menjadi lebih mandiri dan dapat bersaing di pasar kerja.

– Pemberdayaan Ekonomi: Mendorong kemandirian ekonomi melalui pembangunan usaha kecil dan menengah, memberikan akses pasar, atau memberikan pelatihan kewirausahaan.
– Infrastruktur Lokal: Berkontribusi pada pengembangan infrastruktur lokal, termasuk jalan, air bersih, dan energi listrik, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga :   Menuju Potret Pilkada 2024 yang Berintegritas: Tantangan dan Harapan

– Keterlibatan Pemangku Kepentingan:

– Dialog Terbuka: Membangun dialog terbuka dengan komunitas lokal untuk memahami kebutuhan mereka, serta mendengarkan dan merespons masukan dari pemangku kepentingan.

– Transparansi: Menyediakan informasi yang jelas dan transparan tentang aktivitas perusahaan, termasuk dampak lingkungan dan kontribusi ekonomi kepada masyarakat.

– Pemantauan dan Evaluasi:

– Program Berkelanjutan: Memastikan program CSR dan pengembangan komunitas merupakan upaya berkelanjutan dengan memantau dan mengevaluasi dampaknya secara rutin.

– Perbaikan Berkelanjutan: Jika ada kekurangan atau area yang perlu diperbaiki, perusahaan harus bersedia untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan.

Dengan mengintegrasikan CSR dan pengembangan komunitas dengan operasi perusahaan, dapat diciptakan dampak positif jangka panjang pada masyarakat lokal dan membangun hubungan yang berkelanjutan dengan komunitas tersebut.